Serpang

Tanaman Serpang banyak tumbuh di daerah pinggiran anak sungai Musi bahkan banyak juga tumbuh di daerah rawa-rawa. Sifatnya yang mengelompok menjadikan tanaman ini mirip seperti tanaman bakau yang fungsinya hampir sama, sebagai penyangga daerah aliran sungai. Berbatang keras, daun muda atau tunasnya berwarna agak kemerahan, sangat menyukai air wajar kalau banyak terdapat di daerah rawa-rawa di pesisir pinggiran kota Palembang. 

Disiram sebanyak-banyaknya air tidak akan berpengaruh terhadap akar dan tidak membusuk. Hampir sebagian besar bakalan bonsai dari jenis serpang diambil dari alam dalam bentuk tunggulan, di train selama beberapa tahun tanaman ini akan menjadi bonsai yang sangat indah. 

Pemeliharaannya tidak terlalu sulit, karena berasal dari daerah rawa dan pinggiran sungai, maka tanaman ini tahan terhadap guyuran air. Berdaun bulat hijau, berbatang dan bercabang keras, maka untuk membentuk dan melenturkannya harus hati-hati. Begitupula media tanam yang digunakan haruslah disesuaikan dan tempat tumbuhnya. Penggunaan media dengan campuran tanah liat bisa kita gunakan sebagai media tanam Serpang.

Media Tanam Bonsai

Dengan media tanam yang sedikit dikarenakan ukuran pot yang dangkal dan berukuran kecil, maka perlu sekali pemilihan media tanam yang cocok. Disebabkan karena pemilihan media yang salah dan tidak cocok dengan tanaman akibatnya sangat fatal dan kemungkinan berujung kematian. Masih untung bakalan bonsai yang mati dikarenakan kesalahan dalam memilih media tanam, jika terjadi pada bonsai yang sudah bertahun-tahun dipelihara maka hal ini sangat disayangkan.

Bagi penggemar dan hobis bonsai yang sudah berpengalaman bertahun-tahun merawat dan memelihara bonsai kejadian seperti diatas biasanya jarang terjadi. Untuk itu penggunaan media tanam yang tepat dan cocok dengan tanaman bonsai menjadi hal sangat penting.

Ada berbagai macam media tanam serta campuran  :

Tanah Liat >  Tanah liat atau tanah lempung jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket. Karakteristik dari tanah liat adalah poripori kecil (pori-pori mikro) lebih banyak daripada pori-pori besar (pori-pori makro) sehingga kemampuan unutk mengikat air yang cukup tinggi. Pori-pori kecil dan halus yang berisi air kapiler atau udara, sedangkan pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Karen pori-pori mikro berukuran sangat kecil dan sempit menyebabkan sirkulasi air atau udara menjadi lamban. 

Tanah liat atau tanah lempung bersifat miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus  cocok dijadikan sebagai media penyemaian, cangkok dan media bonsai.


Pasir kasar > Pasir sering digunakan sebagai media tanam untuk menggantikan fungsi tanah. Sampai saat ini pasir dianggap cukup memadai  jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang.

Keunggulan media pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam. 

Arang > Arang kayu, arang batok kelapa, biasanya media arang ini  cocok digunakan untuk tanaman anggrek. Arang kurang mampu mengikat air dalam jumlah banyak. Uniknya dari media jenis arang adalah sebagai  bufer (penyangga),  jika terjadi kelebihan dosis atau kekeliruan dalam pemberian unsur hara,  arang dapat dan sebagai media penetralisir. 
 
Sebelum digunakan sebagai media tanam, arang dipecah menjadi potongan-potongan kecil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang disesuaikan dengan ukuran pot yang akan digunkanan  

Kompos > Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. 

Karena kandungan bahan organik yang tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil ameliorator. Soil condotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam Il1emperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.

Kompos yang baik untuk digunakan sebagai media tanam yaitu kompos yang telah mengalami pelapukan secara sempurna, ditandai dengan perubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.

Bahan Organik > Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan an organik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi. 

Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air (H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi. 

Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya :

  • Arang, 
  • Cacahan pakis, 
  • Kompos, 
  • Sabut kelapa
  • Pupuk kandang,
  • Humus.
dari berbagai sumber (buku dan situs) 

Bakalan Bonsai Anting Putri

Tanaman Anting Putri, akhir-akhir ini mulai banyak dilirik untuk dijadikan bonsai bagi sebagian penggemar bonsai. Jenis tanamn ini sudah pernah saya posting sebelumnya, sangat bandel, tahan terhadap penyakit, kutu-kutuan, serangga dan perlu di ingat mudah sekali diperbanyak, bisa dari stek ujungnya, atau perbanyakan dari akar.

Berdasarkan pengalaman sudah kurang lebih dari 15 tahun meliharanya dan merawatnya, perbanyakan dari akar yang saya pilih, dengan memisahkan anakan dari pot utama, lalu ditanam dipekarangan. Perlakuan ini sangat mudah, kita biarkan saja tumbuh di halaman sambil sesekali di pangkas, maka bakalan bonsai Anting Putri akan kita dapatkan dengan mudah. Empat sampai lima tahun kita biarkan di halaman akan mendapat bakalan yang mempunyai diameter lumayan besar.

Pemeliharaan anakan yang kita pisahkan dari dalam pot dan di tanam d ihalaman tidak memerlukan perawatan khusus, sesekali kita pangkas, pilih cabang yang nantinya akan kita jadi sebagai cabang utama. Hanya kekurangan dari bakalan yang kita tanam di halaman rumah adalah bekas potongan dahan cukup lama hilang atau untuk kembali semula. Namun hal itu bisa kita manipulasi dengan meletakkan bekas sayatan atau potongan pada bagian belakang, atau dengan membuat Urok istilah Jepangnya lobang pohon yang kelihatan seperti dimakan usia.

Bau harum bunga yang khas dari tanaman ini, kelopak berwarna putih kecil, tanaman yang sehat akan selalu tumbuh bunga. Untuk membuat Mame Bonsai Anting Putri tidak lah terlalu sulit namun juga tidak mudah, perlu perlakuan khusus. Pot yang kecil dengan media yang sedikit akan menyulitkan tanaman ini tumbuh sehat. Dengan pot yang berukuran mini ditambah tatakan air, Anting Putri akan lebih manis dilihat.



Beringin Korea (ficus)

Beringin (ficus)


Pohon Beringin, tinggi 55 cm, gaya tegak umur belasan tahun ditrain selama 15 th dari stek. Berbatang tiga pada bagian atas dua pohon menjadi satu karena teralu lama menempel.

Beringin Taiwan


Pohon Beringin, umur belasan tahun, tinggi 30cm, ditrain 15 tahun, dari alam, perhatikan akarnya yang mencengkram batu karang. Masih harus ditrain lagi untuk menemukan bentuk yang cocok dari bonsai ini.

Bunut (Ficus)

Pohon Bunut (Ficus), tinggi 70cm, umur belasan tahun, ditrain selama 12 tahun, perhatikan akar-akar yang mencengkram batu karang.

Fotonya agak kurang pas dan kurag enak diliat dan tidak kelihatan utuh karena latar belakangnya.

sisir


Pohon Sisir, umur belasan tahun, ditrain 12 tahun

Anting Putri dari Alam


Pohon Anting Putri. tinggi 30 cm, dari alam umur belasan tahun ditrain selama 11 tahun, Tanaman ini sangat menyukai air, berbunga putih kecil dan harum. Batangnya cepat membesar kalau ditanam dihalaman rumah.

Beringin (ficus)


Pohon beringin, perhatikan akarnya yang menempel pada batu karang, umur belasan tahun, di train selama 12 tahun, dari alam

Anting-anting

Asemnya Jawa

Pohon Asen. Kurang lebih 16 tahun ditrain, berasal dari biji berumur lebih dari 20 tahun. Belum pernah berbuah mungkin karena medianya dan mungkin ada trik-trik lain yang dapat merangsang munculnya buah. Tamarindus indica nama latin asem jawa, tanaman ini tidak menyukai media yang terlalu sedikit seperti umumnya media tanam untuk bonsai.

Bonsai-Bonsai


Potnya terlalu kecil, tidak sesuai dengan tanamannya. Akar-akarnya mencengkram batu karang. Jenis tanaman Ficus (aro burung) dtrain sudah 11 tahun. Berasal dari hutan di lokasi reboisasi hutan Sei Lalan, Musi Banyuasin. Pohon ini tidak sengaja saya ditemukan didalam hutan.

Sakit dan Akhirnya Mati

Bonsai yang akan saya ceritakan ini sudah lama saya pelihara, mungkin hampir 15 tahun saya merawatnya. Anting putri berukuran kecil alias mame bonsai, Sudah beberapa kali berubah bentuk karena terpaksa. Kemungkinan karena penyakit yang tidak kunjung sembuh dan akhirnya mati. Diawali dengan layunya daun-daun muda lalu diikuti dengan mengeringnya cabang-cabang. Beberapa kali juga medianya diganti dengan yang baru, namun hal ini masih tetap berlanjut sampai akhirnya mati.

Tidak terasa waktu berlalu kurang lebih 15 tahun saya merawatnya. Ukurannya kecil (mame) bisa dibawa kemana-mana. Sering berpindah tempat karena ukurannya yang kecil, tingginya 20 cm, medianya sedikit diletakkan diatas tatakan yang berisi air. Anting Putri ini sangat menyukai air mungkin tanaman dataran rendah, nama latinnya Wrightia religosa. Dari segi perawatan tanaman ini sangat mudah hidup dan gampang pemeliharaannya. Kelebihan dari tanaman ini adalah tahan terhadap penyakit berbunga harum dan batangnya cepat sekali membesar apabila ditanam dialam atau diliarkan.

Mungkin hanya sebatas itu saya menikmati keindahannya, hanya kurang lebih 15 tahun, dan saya masih bersyukur saya pernah memelihara dan merawatnya seperti anak saya sendiri.



Powered By Blogger

Site

For Free

KLIK DAPET DUIT