Proses Penuaan (Ageing)

Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya (bayi), lalu tumbuh menjadi seorang anak kecil kemudian menjadi remaja dan tumbuh dewasa setelah itu memasuki usia tua lalu seterusnya. Tumbuh dari kecil, muda, lalu remaja setelah itu tua adalah sebuah proses, proses yang harus dilalui setiap manusia yang hidup, proses ini tidak bisa dihindari pasti terjadi pada setiap manusia. Orang bijak mengatakan “SETIAP YANG BERNYAWA PASTI AKAN MATI DAN KEMBALI PADA SANG PENCIPTA” .

Di dalam dunia bonsai ada juga yang disebut dengan proses penuaan (ageing), proses ini bertujuan untuk memberikan kesan tua, sudah lama hidup bisa tampak dari akar-akarnya yang menjuntai tertanam ketanah, akarnya menonjol kepermukaan, batangnya yang lapuk seoalah dimakan usia. Bisa juga dengan menguliti sebagian batang agar terkesan mati sebelah. Mengeruk sebagian batang atau membuat rongga yang disebut juga uro dalam bahasa jepang. Semua yang dilakukan diatas adalah untuk memberikan kesan tua tetapi indah dipandang.

Proses penuaan ini dilakukan juga dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah. Akar yang menonjol kepermukaan selain dipaksa tapi kelihatan oleh proses dan pengaruh alam. Begitu juga dahan yang mati dan lapuk serta berongga tampak kelihatan karena proses dimakan usia.

Training

Proses penyempurnaan bentuk pohon yang akan kita buat bonsai atau proses pengerdilan, psoses ini memerlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun dan tidak pernah akan selesai selama bonsai tersebut masih hidup. Proses penyempurnaan bentuk bertujuan untuk memberikan kesan kepada orang yang melihatnya bahwa tanaman begitu memiliki kharisma dan menunjukan ketuaannya walaupun dalam ukuran mini dan ditanam dalam pot.

Berbagai macam cara melakukan penyempurnaan bentuk (training), dengan melilitkan kawat khusus (wiring) atau kawat email sisa gulungan dinamo yang disesuaikan dengan dahan yang akan kita lililtkan. Tujuannya untuk membentuk, mengubah arah tumbuh, melengkungkan, membengkokkan, meluruskan susuai keinginan. Wiring dibiarkan beberapa waktu, setelah itu lepas secara perlahan bilamana dahan atau ranting yang sudah dililit tidak akan kembali pada arah sebelum dililit kawat. Perlakuan ini juga dilakukan dengan hati-hati jangan terlalu kuat agar tidak merusak dahan atau ranting.

Mengikat batang, dahan atau ranting, biasanya dilakukan untuk dahan yang besar mengarah keatas untuk ditekan kebawah dan ujung tali atau kawat kita ikatkan pada pot. Ikatan juga sama seperti diatas janga terlalu kuat bila perlu dahan yang akan diikat dilapis pelastik keras, karton untuk mencegah kerusakan dahan.

Membuang dahan atau ranting yang tumbuh yang dirasa menggangu serta akan mengurangi keindahan bentuk pohon. Membiarkan tumbuh dahan atau ranting yang kita perlukan sebagai bentuk penyempurnaan sesuai keinginnan kita.

Sapu Sapu

Ada ikan sapu-sapu bentuknya seperti ikan lele, berkumis berkulit keras, mulutnya senantiasa menempel pada kaca, pekerja keras, sekali-sekali muncul kepermukaan untuk menghirup oksigen, tugasnya sangat mulia sebagai pelayan membersihkan lumut dalam aquarium. Ikan ini laku dijual karena orang memerlukan tenaganya. Tumbuh dan berkembang lalu besar, lama-kelamaan merusak pemandangan, aquarium tidak sedap dipandang lalu dibuang ditukar dengan sapu-sapu ukuran kecil.

Dari cerita pendek diatas mungkin timbul pertanyaan apa hubungan dengan dunia bonsai. Hanya namanya saja yang sama yaitu Sapu-Sapu, Tanaman ini adalah tanaman khas P . Bangka dan P. Belitung. Berdaun jarum seperti Cemara ciri khas tanaman pesisir pantai pasir. Tekstur kulitnya berlapis-lapis wana coklat tua. Banyak terdapat di dekat galian tambang timah yang banyak terdapat di pulau ini. Karena tanaman pesisir tentu iklimnya berbeda dengan iklim ditempat lain di dataran tinggi. Banyak bonggol bakalan bonsai Sapu-sapu diderah ini tentunya dengan memilih mana yang cocok untuk dibuat bonsai. Media yang cocok adalah sesuai habitatnya pasir putih dicampur dengan pupuk kandang.

Awalnya Indah Berakhir Kematian

Dari judulnya saja sangat menyedihkan seperti cerita sinetron yang tidak pernah ada habisnya, tetapi ini adalah cerita bonsai dan bisa menjadi cerita nyata. Bagi para pemula atau orang yang baru mengenal dan hobi akan bonsai ceritanya akan seperti ini bila tidak hati-hati dengan koleksinya. Dalam beberapa bulan saja bonsai akan berubah bentuk, cabang dan tunas baru tumbuh tidak beraturan, ranting lama tumbuh memanjang. Apalagi pemiliknya tidak tahu bagaimana cara merawatnya, bonsai yang tadinya dibeli dengan harga yang relatif mahal lama-lama keindahan bonsai akan hilang sama sekali. Sehingga mengecewakan pemiliknya lalu dibiarkan begitu saja dan berakhir dengan kematian.

Kejadian tragis diatas mestinya tidak perlu terjadi, resiko rusak dan hilangnya keindahan bonsai menjadi tidak sedap dipandang dan berakhir dengan kematian bisa diatasi dengan berbagai cara antara lain adalah :
  1. Belajar dengan orang lain yang sudah lama dan berpengalaman bagaimana cara merawat bonsai, keluarkan uang anda demi koleksi anda dengan membayar atau sekali-sekali mendatangkan orang yang benar-benar tahu tentang bonsai, bagaimana melakukan prunning (pemotongan), trimming dan wiring (ikat kawat) lalu amati bila perlu curi ilmunya sedikit demi sedikit karena mereka sudah dibayar, apa salahnya. berbagi ilmu sedikit.
  2. Belajar sendiri dari berbagai media baik buku, browsing, video dan lakukan dengan koleksi sendiri tetapi harus hati-hati. Kembalikan bentuk bonsai mendekati bentuknya semula dengan prunning (pemotongan), trimming dan wiring (ikat kawat). (harus ada foto tampak depan, samping, depan, belakang)

Si Pendek dan Si Kerdil

Pendek belum tentu kerdil lain halnya kerdil sudah pasti pendek. Kata pendek dan kerdil kadang berarti sama dan tidak sama. Kalau diibaratkan manusia, si Adi badannya pendek, logikanya Adi bertubuh pendek artinya si Adi tidak sama dengan teman-temannya yang sama usianya. Mengapa tubuh Adi pendek maka jawabanya banyak sekali, bisa karena keturunan, barangkali Bapaknya yang bertubuh pendek atau ibunya, mungkin juga kakeknya dan seterusnya. Tubuh pendek juga berarti ukuran badannya yang kurang tinggi untuk usianya tetapi penampilannya sempurna sama seperti lainnya. Tubuh pendek bukan disebabkan karena kurang diberikan asupan makan yang cukup, banyak sekali pengaruh sesorang itu memiliki tubuh pendek.

Si Adi tubuhnya kerdil, nah ini agak sulit mencarikan jawabannya, mendekati negatif dan fisik bentuknya. Dari katanya saja sudah berarti macam-macam. Kerdil sudah pasti pendek serta bertubuh tidak normal baik dari ukuran masing-masing item tubuh dan bentuknya, untuk jawaban lainnya anda bisa browsing di Internet dan mungkin kita bahas kemudian.

Tidak semua pohon kerdil dapat dijadikan bonsai, tetapi harus kita ingat bahwa bonsai adalah pohon kerdil. Banyak hasil dari dongkel-dongkelan tunggul atau bonggol serta pohon yang hidupnya merana dan kerdil diambil dari alam akhirnya menjadi bonsai yang sangat indah. Namun hal ini perlu waktu yang cukup lama dan harus banyak dilakukan koreksi melalui trainning bertahun-tahun.

Belajar dari Pengalaman

Awalnya melihat dan mengamati, lalu suka dan seterusnya menjadi penggila dan penikmat. Butuh waktu bertahun-tahun memelihara, merawat dan akhirnya menjadi tahu. Pengalaman dan waktu akan menggiring kita menjadi seorang penikmat, penggila bonsai yang handal. Sama halnya seni bonsai dari bakalan dari hasil cangkok, stek, tunggul atau bonggol, menempel dipohon, tumbuh diatas rumah dari alam yang tidak berarti apa-apa dan tidak punya nilai sedikitpun. Lalu dipelihara diberikan kasih sayang sepenuhnya, disiram, diberi nutrisi yang cukup di train (prunning, trimming, wiring) selama bertahun-tahun dan akhirnya menjadi bonsai yang berkelas dan mempunyai nilai yang tak terhingga.

Pengalaman adalah guru, tempat kita belajar mengerti dan tahu akan sesuatu apalagi ditambah dengan mencari, ingin tahu, dicoba maka akan berlimpah ilmu. Orang bijak mengatakan pengalaman adalah guru, mencari sesuatu adalah ilmu. Banyak membaca, melihat, mengamati, lakukan sesuatu merupakan modal. Begitu juga dengan hobi bila tidak ditunjang dengan berbagai hal adalah nisbi. Ditempa pengalaman bertahun-tahun memelihara, merawat sampai akhirnya mengetahui seluk beluk, kelebihan dan kekurangan.

Sesuatu yang dibuat dengan modal pengalaman, wawasan, ilmu, kasih sayang plus cita rasa seni yang tinggi maka akan menghasilkan suatu maha karya. Seni bonsai tercipta karena hasil dari cita rasa dan perasaan manusia selama bertahun-tahun untuk menghasilkan susuatu yang amat indah yang bisa dinikmati.

Sumber foto : http://walter-pall-bonsai.blogspot.com


Infus Bonsai

Saya tidak dapat menemukan kata yang tepat atau kata lain selain dari kata Infus Bonsai. Istilah ini saya ambil dari rekan saya yang kebetulan juga penggemar bonsai, mungkin hampir 14 tahun yang lalu kata-kata ini muncul. Pada waktu itu saya pernah melihat koleksi bonsainya yang kelihatan aneh, karena ada satu akar menjuntai kebawah yang ujung akar tersebut langsung masuk kedalam botol atau tempat yang berisi air. Dari sinilah kata Infus Bonsai untuk menggambarkan bahwa bonsai miliknya diinfus dengan air siraman tentunya. Dari cerita dan pengalaman tersebut maka kata Infus Bonsai dijadikan judul dari posting berikut ini.

Infus Bonsai ini tujuannya adalah ; selain untuk menghemat air juga menghemat tenaga, dan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yang panjang, sangat cocok untuk daerah tertentu yang sulit air. Infus bonsai tidak bisa dilakukan pada seluruh jenis bonsai, hanya jenis serta ukuran tertentu saja, misalnya jenis ficus dan jenis tanaman yang pertumbuhan akarnya begitu cepat. Untuk jenis ficus (bunut) ; akar tanaman ini apabila kita biarkan akan memanjang dan keluar dari lubang pot dibawahnya, ada juga yang tumbuh dari akar pemukaan menjalar keluar dari atas pot. Dari akar tersebut pilih yang mana yang akan kita infus, akar dari lubang pot atau akar dari atas.

Akar dari lubang pot : biarkan akar tersebut tumbuh dan memanjang kebawah, lalu siapkan tempat yang berisi air, setelah akar cukup panjang maka masukkan pada tempat yang telah disediakan. Perlakuan ini hanya untuk sementara saja apabila akar telah mulai membesar harus dipotong agar tidak merusak pot.
Akar dari atas pot : Caranya sama seperti diatas namun cara ini apabila akar telah membesar lalu dipotong maka luka bekas potongan akan terlihat.

(hanya sebuah percobaan dan pernah diterapkan)





Bonsai Pohon Asem Jawa

Mengapa Asem Jawa bisa dijadikan bonsai, apa kelebihan dan kekurangan bonsai Asem Jawa. Yang pasti bagi para pencinta bonsai tidak perlu jawabannya. Tamarindus indica L adalah nama latin Asem Jawa. Buahnya yang asam adalah penambah rasa didalam masakan, menghilangkan bauh anyir (amis) daging ikan yang akan digoreng, menjadi minuman segar dan banyak lagi manfaat lain dari buah asem jawa ini.

Daunnya seperti daun Lomptorogung dan cendrawasih, pada waktu-waktu tertentu rontok. Pada menjelang sore hari daun asem jawa ini layu atau merunduk tidur layaknya tanam putri malu kalau disentuh. Hal ini menyebabkan bonsai asem jawa keliatan tidak menarik pada waktu sore atau malam hari. Namun kelebihan yang sangat menonjol dari tanaman ini adalah pada tekstur batangnya yang berigi nampak sekali kelihatan tua seperti tekstur pohon Agathis atau cemara. Disinilah letak keindahan bonsai Asem Jawa dengan tekstur batangnya yang berwarna coklat tua. Dengan pemberian pupuk yang teratur dan pemeliharaan yang baik bonsai ini dapat berbuah.

Dari pengalaman, Tanaman bonsai Asem Jawa sangat cocok diberikan pupuk dari kotoran kambing yang sudah lama, medianya harus banyak dengan demikian digunakan pot yang agak dalam. Penggantian media harus dilakukan secara rutin sesuai umur dan ellihat kondisi tanaman. Jangan ragu-ragu untuk mengganti media dan pemangkasan akarnya, bila perlu semprot dengan air sehingga tinggal akarnya saja, lalu panggkas akar serabutnya lalu tanam kembali letakkan pada tempat yang teduh.

Gaya Bonsai dalam Bahasa Jepang

Di dalam dunia bonsai banyak dikenal dengan berbagai macam gaya, ada gaya miring, tegak lurus, menggantung. Untuk lebih mengenal gaya-gaya bonsai apa salahnya kita mengenal gaya bonsai dalam bahasa Jepang :

Chokkan - tegak lurus, formal style
Han Kengai - setengah menggantung
Shakan - Miring
Kengai - Menggantung, cascading
Tachii - Tegak
Bankan - melingkar
Fukinagashi - Miring, dahan hanya tumbuh pada satu sisi seperti ditiup anging
Hokidachi - mekar keatas
Neagari - akarnya terlihat
Nejikan - terpelintir
Sekijoju - akarnya mencengkram batu
Ishitsuki - akarnya menempel pada batu
Ippon-ue - satu pohon
Soju - dua pohon
Sambon yose - Tiga pohon
Gohon yose - lima pohon
Nanahan yose - tujuh pohon
Yose ue - banyak pohon
Tankan - satu pohon berbatang satu
Sokan - satu pohon berbatang dua
Sankan - satu pohon berbantang tiga
Gokan - satu pohon berbatang lima
Nanakan - satu pohon berbatang tujuh
Kyukan - satu pohon berbatang sembilan

Cuplikan dari buku lama

Media Tanam Anting Putri

Posting yang lalu sudah dibahas tentang tanaman Anting Putri, tanaman ini sangat menyukai air meskipun disiram berkali-kali dalam satu hari tidak ada pengaruh apapun terhadap akarnya. Mame bonsai dari tanaman Anting Putri biasanya selain memakai pot kecil dan diletakkan pada tatakan yang berisi air, sehingga medianya selalu basah. Pertumbuhan akar yang begitu cepat menyebabkan pot kecil penuh sesak oleh akar yang melingkar dalam pot, maka kita harus selalu memotong atau memangkas akarnya pada waktu - waktu tertentu bisa juga pada saat menggati medianya.

Mengganti media ini bisa juga dilakukan pada saat akar telah terlalu banyak didalam pot atau tanaman terlihat kekurangan unsur haranya. Perlakuan ini bertujuan untuk memulihkan tanaman menjadi segar kembali, untuk itu kita harus mengganti media yang cocok dengan tanaman.

Media tanam Anting Putri yang cocok adalah tanah gembur dicampur dengan pupuk kandang yang sudah lapuk ditambah tanah liat secukupnya. Tanah liat atau tanah lempung berguna agar media tetap lembab dan mengurangi penguapan. Karena menggunakan pupuk kandang biasanya mengandung antara lain serangga, bekicot, jamur dan bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman nantinya, perlu diseterilkan terlebih dahulu dengan cara di panaskan atau dipanggang atau bisa juga dijemur selama beberapa hari pada terik matahari.

Pemupukan

Bagi penggemar bonsai di Jepang biasanya memberikan pupuk untuk bonsainya menggunakan pupuk tradisional. Pupuk tradisional ini dibuat dari berbagai bahan dan campuran misalnya  tahi ayam, bungkil biji kapas, bungkil biji kedelai, tepung tulang dan masih banyak lagi campuran  yang digunakan untuk bonsai.

Tanaman yang kita jadikan bonsai, walaupun kerdil, dengan media yang sedikit tetapi tetap hidup sepanjang tahun, puluhan tahun bahkan ada yang mencapai ratusan tahun. Untuk tetap sehat maka perlu diberikan makanan atau pupuk yang baik serta pemeliharaan yang baik pula seperti makanan atau pupuk yang kita buat sendiri. Untuk lebih mudah perlu juga kita carikan pupuk pengganti seperti pupuk majemuk terutama yang mengandung unsur-unsur N (nitrogen), P (posphor) dan K (kalium) dalam dosis tertentu sesuai kebutuhan. Disamping itu juga diberikan makanan yang dibutuhkan tanaman di alam, yang mengandung kapur, tembaga, besi dan lain-lain).






Ganti Media dan Pangkas Akar

Bonsai yang sehat dapat dilihat dari pertumbuhan akarnya, pertumbuhan akar tidak akan berhenti malah terus bertambah banyak dan panjang sehingga memenuhi pot. Hal ini dapat menyulitkan air yang akan meresap kedalam tanah karena terhalang oleh akar-akarnya. Mengganti media atau tanah pada tanaman bonsai harus selalu diiringi dengan memangkas akarnya juga.

Mengganti media dan memangkas akar harus dilakukan secara berkala tergantung dari jenis, umur tanaman serta keadaan tanaman. Umumnya penggantian media ini dilakukan tiap 1 - 5 tahun dan diiringi juga dengan memangkas akar-akarnya. Pada tanaman ficus misalnya karena akar tanaman ini cepat sekali berkembang dan memanjang, akarnya dapat keluar dari lubang pot dibawahnya bahkan keluar dari dalam pot mejuntai kebawah menuju tanah dibawahnya.
Cara Mengganti Media dan Pangkas Akar

  • jhkjrhjh
  • khsalkdhlak
  • lkdhlkashd



Powered By Blogger

Site

For Free

KLIK DAPET DUIT